Scroll Down
Twitter
Pabrik Gondang Winangoen ini salah satu pabrik dalam memproduksi gula menggunakan mesin tradisional.  Dengan menggunakan mesin uap dari masa revolusi industri dan hingga saat ini mesin tersebut masih ada. Saat ini pabrik gula Gondang Winangoen sebenarnya masih beroperasi tetapi bedanya lebih sedikit dalam produksi. Karena tebu yang di pabrik tersebut tidak banyak. Hasil dari produksi tersebut biasanya dikembalikan oleh para petani di daerah-daerah yang mengirimkan tebu ke pabrik Gondang. 




Di dalam pabrik ini juga terdapat tanaman berbagai macam jenis obat-obatan. Dengan sedikitnya produksi yang ada dan untuk mengalihkan fungsinya, maka administrartur dari pabrik gula yang bernama Hanung berinisiatif untuk membuat wisata di pabrik gula ini dengan memberi nama “Agrowisata Gondang Winangoen”. Wisata tersebut termasuk baru di kota Klaten karena baru dibuka mulai tanggal 15 September 2009 atau hingga saat ini terhitung baru selama tiga tahun. Agrowisata ini masih termasuk di area pabrik gula Gondang tersebut.





Agrowisata Gondang Winangoen ini menawarkan berbagai wahana dan obyek wisata menarik dengan nuansa historis yang dipadukan oleh unsur rekreasi dan edukasi. Wisata yang ditawarkan meliputi water park, water slide, flying fox, spyder web, kids zone, jembatan gantung, adventure area, agro therapy, marine brige, wall climbing. Tiket masuk ke agrowisata ini cukup murah karena hanya Rp. 3.000,00. Tetapi, jika ingin memasuki berbagai wahana rekreasi ditariki tarif masuk yang berbeda-beda seperti water park Rp. 5.000,00, water slide Rp. 5.000,00, kids zone Rp. 3.000,00, agro therapy Rp. 3.000,00, dan sebagainya. 





Dalam area wisata agro therapy disini disediakan beberapa kolam untuk melakukan terapi dengan ikan-ikan yang telah disediakan. Dalam terapi pun tidak dibatasi oleh waktu, sehingga jika menginginkan bisa terapi seharian dalam area tersebut. Selain dengan terapi ikan juga terdapat berbagai macam jenis tumbuhan untuk kesehatan. Sehingga area itu bisa juga disebut dengan area kesehatan. Selain itu jika para wisata yang ingin mengelilingi area pabrik bisa dengan menggunakan loko uap dengan tarif yang ditawarkan Rp. 8.000,00 sedangkan loko diesel Rp. 5.000,00. Tetapi, pada saat saya berkunjung ke agrowisata tersebut loko tersebut sedang tidak beroperasi dikarenakan tidak bersamaan dengan hari libur. 




Para pengelola juga menyediakan berbagai macam fasilitas untuk para pengunjung, seperti: home stay yang awalnya digunakan menjadi rumah dinas. Namun, pada saat ini disewakan untuk masyarakat luas yang digunakan rapat ataupun pernikahan sampai acara penting. Dengan bangunan arsitektur zaman kolonial maka orang lebih suka menyewa tempat ini untuk mengadakan berbagai acara. Seperti halnya dengan auditorium yang daya tampungnya besar juga digunakan untuk acara-acara penting.





Agrowisata Gondang Winangoen ini juga bisa untuk kegiatan outbound bagi para wisatawan. Biasanya juga digunakan untuk foto pembuatan album kenangan dan juga foto prawedding. Apabila berkunjung kesini tidaklah menyesal dengan suasana sejuk oleh pepohonan dan rumput hijau yang menghiasi tempat wisata ini. Sehingga sangat cocok untuk berlibur dengan keluarga atau teman.


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sarohganik/rekreasi-dan-edukasi-gondang-winangoen_551af26f813311c57f9de257
Banyak daerah memiliki pabrik gula. Tapi hanya Klaten, Jawa Tengah yang memiliki Museum Gula. Beragam koleksinya dapat membuat kita kagum dan bangga. Museum Gula Jawa Tengah terletak di lingkungan kompleks Pabrik Gula Gondang Baru Klaten, termasuk dalam wilayah Desa Gondang Baru, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Letak museum sangat strategis karena berada persis tepi jalan utama/ jalan raya yang menghubungkan kota Yogyakarta dengan Kota Solo.




Pendirian Museum Gula Jawa Tengah dilandasi, pertimbangan bahwa perkembangan industri sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut. Gagasan pertama dimulculkan oleh Gubernur Propinsi Jawa Tengah yang kala itu dijabat oleh Bapak Soepardjo Roestam dengan dukungan penuh dari Bapak Ir. Waryatno, direktur utama PTP. XV – XVI (persero). Peresmian berdirinya museum dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1986, bertepatan dengan diadakannya Kongres Internasional Soceity of Sugar Cane Technologist (ISSCT) di Pasuruan Jawa Timur yang dihadiri para ahli gula seluruh dunia. Museum Gula Jawa Tengan menempati sebuah bangunan lama, yaitu bangunan bekas tempat tinggal yang bergaya arsitektur klasik Eropa. Bangunan museum didirikan di atas areal tanah seluas 1.261,20 meter persegi dengan luas bangunan 240 meter persegi yang terdiri dari ruang pameran tetap, perpustakaan, lavotary, dan musholla, seta dilengkapi dengan ruang auditorium seluas 753 meter persegi. 


Status penyelenggaraan museum dilaksanakan oleh PTP. XV – XVI (Persero)yang berkedudukan di Surakarta dan dikelola oleh Pabrik Gula Gondang Baru Klaten. Dilihat dari jenis koleksinya, museum Gula Jawa Tengah termasuk jenis museum khusus dengan bercirikan teknologi. Koleksi-koleksinya terdiri dari peralatan tradisional penanaman tebu bibit tebu, peralatan tradisional pemeliharaan tanaman tebu dan alat-alat, mekanisme atau fabrikasi dari pabrik gula, serta beberapa foto penunjang. Foto-foto penunjang, antara lain: foto pabrik gula lama, foto upacara giling pertama, tiruan visualisasi ruang administrasi lama dan lain-lain. Rumah hunian yang sejak tahun 80-an resmi menjadi museum itu, pagi-pagi sudah dibuka untuk umum, walau belum terlihat petugas berjaga. Hingga seorang pria dewasa yang masih tampak muda, datang menyapa. Kami pun berbincang mengenai apa saja yang ada di dalam bangunan dan pekarangan Museum Gula. Setelah membubuhkan nama, alamat, tanda tangan serta membayar tanda masuk seharga Rp. 3.500,- kita dipandu petugas berkeliling museum. 


Di dalam ruang pendaftaran saja, ada berbagai koleksi yang dapat kita simak, mulai dari maket pabrik gula (secara umum), beberapa toples berisi beberapa produk pabrik gula sampai limbahnya (seperti gula pasir, tetes tebu, ampas tebu, dsb), hingga koleksi macam-macam tanda mata dari pengunjung. Di ruang berikutnya, kita dapat menyaksikan maket pabrik gula Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Masih di ruang yang sama, dipajang koleksi yang berhubungan dengan proses produksi gula, sejak dari masa penanaman hingga pembuatan gula. 


Tak hanya alat pertanian yang digunakan dalam bercocok tanam tebu, bahkan sejumlah hama pengganggu tanaman juga dipajang. Selain itu ada mesin-mesin yang digunakan di sebuah pabrik gula (manual-modern) dan alat laboratorium. Terlebih lagi di ruang berikutnya. Beberapa koleksi di ruang ini mungkin dapat membangkitkan kenangan masa kecil. Sebab disana dipamerkan berbagai jenis perangkat kerja seperti mesin ketik, mesin hitung, juga alat hitung manual yang semuanya terlihat antik. Beberapa diantaranya dibuat tahun 1900-an.


Di sebelahnya, dipajang meja kerja berikut beberapa peralatan kerja, foto-foto kepala pabrik gula, dari pejabat pertama hingga terkini. Disana juga ada sepasang topi dan tongkat yang digunakan Pak Sinder (istilah/jabatan untuk supervisor perkebunan). Topi dan tongkat ini mungkin mengingatkan kita pada kakek, atau orang tua teman yang kebetulan memiliki jabatan serupa. Saat ini, asesoris kostum tersebut kerap dipakai dalam film/sinetron ber-setting zaman kolonial. 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pristality/museum-gula-gondang-klaten-satu-satunya-di-asia-tenggara_55008c85a3331130725112f5
Pabrik Gula Gondang Baru semula bernama Pabrik Gula Gondang Winangoen didirikan pada tahun 1860 oleh N.V Klatensche Cultuur Maats Chapij yang berkedudukan di Amsterdam Belanda. Pengelolanya dilaksanaak oleh N.V Mirandotte Voute dan Co yang berkedudukan di Semarang.
        Pada tahun 1930-1935 pabrik tidak berproduksi karena adanya krisis ekonomi. Tahun 1935-1942 pabrik beroperasi kembali dipimpin Boerman dan M.F Bremmers. Tahun 1942-1945 pabrik gula Gondang Winangoen dikuasai oleh Jepang yang dipimpin Nisiko dan Inogaki, tetapi pengelolanya dibantu oleh M.F Bremmers seorang dari Belanda.
        Ketika terjadi revormasi kemerdakaan tahun 1945, pabrik gula dikuasai bangsa Indonesia yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN) dan dipimpin oleh Doekoet (1945-1948).
        Tahun 1948 terjadi agresi militer Belanda kedua sehingga pabrik tidak beroperasi. Tahun 1950 pabrik baru berproduksi kembali. Berdasarkan surat keputusan pemerintah Indonesia yang menetapkan bahwa semua perusahaan milik Belanda diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia maka, pada bulan Desember 1957 Pabrik Gula Gondang Winangoen sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia yang pengelolanya diserahkan kepada PPN baru (Perusahaan Perkebunan Negara) unit Semarang yang dipimpin oleh R. Iman Soempono (1957-1960) dan nama Pabrik Gula Gondang Winangoen diganti menjadi Pabrik Gula Gondang Baru.
        Dengan adanya peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968 tertanggal 13 April tahun 1968, yang menyatakan bahwa PPN Jawa Tengah V dibubarkan dan dibentuk PNP ( Perusahaan Negara Perkebunan) XVI yang berkedudukan di Solo dan Pabrik Gula Gondang Baru masuk ke dalam PNP XVI.




LETAK GEOGRAFIS
                PG Gondang Baru Klaten di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Pabrik Gula Gondang Baru terletak kurang lebih 5 Km dari arah barat kota Klaten, ditepi jalan raya Yogyakarta-Solo PG Gondang Baru adalah salah satu perusahaan gula yang dibawah pengawasan PT. Perkebunan Nusantara IX yang berkantor pusat di jalan Ronggowarsito 164 Surakarta.
                Letak pabrik sangat strategis untuk produksi gula karena terletak ditengah-tengah lahan pertanian yang ada. Lahan yang digunakan untuk penanaman tebu terbentuk lahan sawah dan tegalan. Letak pabrik di tepi jalan memudahkan proses pemasukan bahan baku maupun proses distribusi produksi ke tempat-tempat yang membutuhkan.
                PG gondang Baru Klaten memiliki areal tanaman tebu di daerah Kabupaten Klaten, Boyolali, Grobogan, dan Wonosari.




STRUKTUR ORGANISASI
1.       Direksi
2.       Administratur
3.       Kepala Tanaman
4.       Kepala Administrasi Keuangan dan Umum
5.       Kepala Instalasi
6.       Kepala Pengadaan
KETENAGA KERJAAN
1.       Tenaga Kerja
2.       Penarikan Tenaga Kerja
3.       Kesejahteraan pegawai
4.       Jaminan Sosial
5.       Pengaturan Jam Kerja
TUJUAN PERUSAHAAN
1.       Menghasilkan devisa bagi negara dengan cara yang sefisien mungkin.
2.       Memenuhi kebutuhan nasional khususnya kebutuhan gula.
3.       Memenuhi fungsi sosial, diantaranya penambahan lapangan kerja bagi Warga Negara Indonesia.
4.       Pemeliharaan kekayaan alam berupa pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah serta tanaman.




PROSES PRODUKSI
1.      Bahan Baku
a.       Bahan baku utama yang digunakan PG Gondang Baru Klaten adalah tebu.
b.      Bahan campuran berupa kokas, batu gamping, briket, dan belerang.
2.       Proses Pembuatan
Yaitu dengan cara karbontasi rangkap dan sulfitasi, proses ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu dengan beberapa stasiun yang mempunyai tugas masing-masing.
3.       Stasiun Penimbangan Tebu
Tebu-tebu yang didapat dari para petani ditimbang dan diangkat menggunakan lori-lori. Tebu-tebu tersebut tidak boleh terlalu lama kena sinar matahari karena akan mengurangi tingkat rendemen tebu tersebut. Rendemen tebu adalah kadar nira yang berada di dalam tebu dan akan diolah menjadi gula.
4.       Stasiun Gilingan
Berfungsi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu. Tebu dari lori dipindahkan menggunakan pesawat angkat ke meja tebu dan masuk ke carrier tebu.
5.       Stasiun Pemurnian
Tujuan proses pemurnian adalah untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat bukan gula yang terkandung di dalam nira mentah, dengan tetap menjaga agar sukrosa dan gula reduksi yang terkandung tidak rusak.
6.       Stasiun Penguapan
Penguapan bertujuan untuk menghilangkan air di dalam nira sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat sehingga memiliki kepekatan tertentu. Kandungan air dalam diharapkan kurang dari 35% di Pabrik Gula Gondang Baru Klaten terdapat 7 buah pan penguapan dengan sistem quadriple effect.
7.       Stasiun Kristalisasi atau Masakan
Proses pengkristalan dilakukan untuk menghilangkan air, tetapi penghilangannya diatur agar mendapatkan kristal gula yang dikehendaki. Proses ini dilakukan secara bertingkat dengan pan-pan masakan dibuat vakum, sehingga pipa steam pan berbentuk spiral.
8.       Stasiun Putaran
a.       Putaran kontinue menggunakan basket dengan dinding berlubang, dengan dinding bagian dalam terdiri dari 2 lapis.
b.      Putaran diskontinue sama dengan putaran kontinue hanya saja dinding disaring dibuat lebih miring sehingga secara otomatis kristal yang tertemprl lebih dahulu didesak ke atas oleh kristal yang baru.
9.       Stasiun Penyelesaian
Dari stasiun putaran gula pertama sampai di stasiun penyelesaian. Dengan menggunakan talang loyang gulla disaring dan dikeringkan, dari hasil penyaringan didapatkan gula halus, gula produk dan gula krikilan. Gula halus dan gula krikilan dilembutkan kembali di stasiun pengkristalan dan diolah dimasak. Sedangkan gula produk dikemas dalam karung 50kg dan dicek berat brutonya untuk dimasukan ke dalam gudang.